Rabu, 16 Desember 2015

ARTIKEL PEMANASAN GLOBAL

Berikut pengertian dari sebuah chlorofluorocarbon (CFC) adalah senyawa organik yang mengandung karbon hanya, klorin, dan fluorin, diproduksi sebagai turunan volatile metana, etana, dan propana. Mereka juga dikenal dengan nama merek DuPont Freon, yg paling sering digunakan oleh pendingin ruangan Perwakilan paling umum adalah dichlorodifluoromethane (R-12 atau Freon-12). Banyak CFC telah banyak digunakan sebagai refrigeran, propelan (dalam aplikasi aerosol), dan pelarut. Ia sering dipakai untuk kaleng aerosol, nampan hamburger yang menyerupai aluminium, kulkas, dan barang-barang sejenis yang ternyata dapat merusak kehidupan bumi.

Kegunaan CFC 
Pada zaman sekarang, sangat banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, barang yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang banyak sekali yang berhubungan dengan CFC. Sebagian dari mereka menggunakan CFC dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Selama bertahun-tahun, senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk berbagai keperluan, seperti:

  • Alat-alat pendingin ruangan (air conditioner/AC)
CFC yang digunakan pada alat pendingin ruangan (air conditioner/AC) lebih dikenal dengan freon yang digunakan sebagai pendingin.
  • Media pendingin di lemari es
Sama halnya seperti AC, pada kulkas terdapat CFC yang digunakan sebagai pendingin walaupun tidak berpengaruh terlalu banyak coba bayangkan apabila seluruh masyarakat di dunia ini menggunakan lemari es berapa banyak CFC yang terbuang tiap harinya.
  • Bahan pelarut
CFC yang terdapat pada bahan pelarut banyak digunakan bagi kilang-kilang elektronik. sebagai pelarut untuk pembersih dan untuk tujuan pengeringan minyak.
  • Bahan dorong
CFC digunakan sebagai bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot pengharum ruangan, penyemprot rambut, minyak wangi (parfum).
Proses pembuatan plastik
untuk menghasilkan plastik busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai
Selain itu CFC juga banyak digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa), sebagai cairan pembersih (solvent), bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif untuk fumigasi di pergudangan, pra-pengapalan, dan produk-produk pertanian dan kehutanan.
Dampak Penggunaan CFC
CFC dapat merusak lapisan ozon. Pada lapisan atmosfir yang tinggi, ikatan C-Cl akan terputus menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak ozon. CFC sekarang ini telah digantikan oleh senyawa-senyawa yang lebih ramah lingkungan.

CFC merupakan bahan kimia yang sulit sekali terurai dalam jangka panjang. Sama seperti  dengan plastik, mereka tetap berada di sekitar kita dan terus memperburuk atmosfer. Pada kebanyakan produk, CFC telah digantikan posisinya oleh HCFC, zat serupa CFC yang juga terbuat dari air. Dikenal pula dengan sebutan freon. Tetapi, kabar baiknya, keadaan itu hari ini jauh lebih baik.



polusi udara

Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Melakukan larangan kepada petani-petani, pengusaha-pengusaha perkebunan melakukan pembakaran pada lahan pertanian yang akan mereka usahakan.
2. Gas-gas buangan industri sebelum dilepaskan/dibuang keudara, terlebih dahulu harus dinetralkan.
3. Melakukan penghijauan, terutama di daerah-daerah industri dan perkotaan. Tujuannya agar karbondioksida yang dihasilkan mesin-mesin industri dan kendaraan bermotor, dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Demikian pula halnya dengan debu-debu yang berterbangan di udara, bila bersentuhan dengan daun-daunan akan lengket pada daun, dan ketika hujan turun akan dibawa oleh air hujan jatuh ke tanah. Dengan demikian, penghijauan dapat pula mengurangi debu-debu yang berterbangan di udara. Apakah Anda telah turut ambil bagian dalam menggalakkan penghijauan? Anda dapat melakukannya sendiri-sendiri atau bersama-sama teman ikut mempelopori penghijauan di lingkungan masing-masing.
4. Mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai sumber bahan bakar dan menggantikannya dengan energi lain yang tidak menimbulkan pencemaran seperti energi panas matahari (tenaga surya), tenaga air (hidroelektrik), tenaga angin, dan sebagainya.
5. Penempatan daerah kawasan industri supaya berada jauh dari pemukiman, terutama pemukiman yang padat penduduknya.
6. Menciptakan mesin dari kendaraan bermotor yang hemat energi dan efek pencemarannya kecil 

POLUSI UDARA
Polusi udara dalam bentuk debu , gas, asap, uap atau kabut, akan terbang dalam jarak tertentu oleh angin kuat.
Beberapa dampak polusi udara yang memungkinkan adalah:
masalah pernapasan jangka pendek dan panjang;
kontaminasi hasil panen yang dapat memasuki rantai makanan;
asap dan embun yang dapat menutupi sinar matahari; dan
uap dan gas asam tertentu yang dapat menyerang dan merusak bangunan.
Beberapa cara mencegah polusi udara, yaitu:
mentaati peraturan yang Anda harus ikuti ketika membakar sampah.  Bahan tertentu hanya boleh dibakar dibawah kondisi tertentu.  Beberapa pengoperasian mensyaratkan ijin untuk membakar sampah sementara lainnya perlu membawa sampah mudah terbakar  ke area pusat pembuangan di luar area kerja.
Jika perlu membasahi jalanan dan dinding bekerja guan mengurangi kecelakaan karena debu yang meningkat.
Peralatan produksi, seperti penghilang asap dan pengumpul debu, harus dirawat dan performanya harus dimonitor


MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

Pelestarian Lingkungan Hidup

Dunia beserta isinya merupakan tempat hidup makhluk dari semua jenis. Artinya, secara naluri mereka akan berupaya dengan segala cara untuk mempertahankan eksistensi guna meneruskan generasinya. Akan-tetapi, bumi sebagai sumber kehidupan tak selamanya bisa memberikan produktifitas terbaik. Akan tiba suatu saat dimana laut, darat serta udara mengalami penurunan baik dari segi fungsi maupun manfaat. Selain usia yang memang telah lanjut dengan segala aktifitas alaminya, adalah manusia sebagai makhluk paling beradab yang mana dalam tingkah-lakunya justru menjadi penyebab utama kerusakan hingga menimbulkan polemik tak berkesudahan di muka bumi ini. Rasa ingin memiliki, rakus serta sifat egois menjadi pemicu berbagai masalah lingkungan yang dewasa ini mendera masyarakat dunia. Pencemaran adalah salah-satu isu yang paling santer dibicarakan dengan implikasinya yang luar biasa.

Artikel ini juga ingin menjelaskan makna dari contoh arti lingkungan hidup. Arti lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dan benda termasuk juga alam serta semua makhluk hidup yang saling berinteraksi di dalamnya. Dari pengertian ini dapat kita ambil manfaat bahwa manusia menjadi pihak yang bertanggung-jawab serta memegang peranan atas kelestarian lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut dapat di capai dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Berikut ini adalah beberapa analisa yang penting untuk kita ketahui bersama.
Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

A. Faktor Alamiah
Bencana alam menjadi pemicu rusaknya lingkungan hidup yang tak terelakkan. Indonesia sendiri kerap mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, angin yang merusak (topan/puting beliung), gunung meletus, gempa bumi serta tsunami. Kejadian-kejadian ini merupakan fenomena alam yang kehadirannya sering tak terduga.

B. Faktor Kesengajaan (ulah manusia)
Seperti yang terjadi pada wilayah lain, rusaknya lingkungan hidup di Indonesia ada kalanya merupakan ulah dari orang-orang yang tidak bertanggung-jawab. Manusia dengan segala kelebihannya dari makhluk lain senantiasa berkembang dari pola kehidupan yang sederhana melangkah maju ke tahap modern. Dengan dalih peningkatan taraf hidup tersebut, manusia sering mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek keseimbangan. Akibatnya terjadi penurunan fungsi alam sebagai penyangga utama kehidupan.

Usaha atau Cara untuk Pelestarian Lingkungan Hidup
Menghentikan kegiatan ekspliotasi alam yang berlebihan
Penerapan hukum yang kuat serta tidak memihak kepada golongan tertentu
Memberi pengertian kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian tanah, air serta udara
Pengelolaan sampah serta limbah yang baik dan benar
Penanaman kembali hutan yang telah gundul (reboisasi)
Menggalakkan pengembangan teknologi ramah lingkungan di semua sektor
Itulah tadi beberapa ulasan yang coba kami angkat dalam dartikel ini. Akhirnya, kita harus kembalikan kepada semua elemen terkait utamanya yang mempunyai wewenang di bidangnya agar dapat mengambil kebijakan terbaik. Sebagai masyarakat di tingkat bawah, tentu kita harus berpartisipasi untuk mendukung semua program yang telah di canangkan. Mari mulai perubahan ini dari diri kita pribadi serta dari hal-hal terkecil di sekitar kita.

Sumber:


KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Kebutuhan dasar manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar :
(1) kebutuhan flsiologis (makan, minum, pakaian);
(2) keamanan;
(3) cinta;
(4) harga diri; dan
(5) aktualisasi diri.

1. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan..

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total

3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.

4. Kebutuhan Akan Penghargaan Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan.

5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.

Sumber :


Kamis, 01 Oktober 2015

UJI SELEKTIFITAS DAN VALIDITAS PADA KINERJA TEST KIT MERKURI

UJI SELEKTIFITAS DAN VALIDITAS PADA KINERJA TEST KIT MERKURI

Pengertian merkuri:
Merkuri adalah logam berat yang sering diketahui masyarakat tentang bahayanya jika terpapar olehmanusia. Untuk mengetahui kadar merkuri, biasanya digunakan instrumentasi yang mahal. Pada penelitian ini,telah dibuat metode alternatif berupa test kit untuk penentuan kadar merkuri berdasarkan pembentukan kompleksmerkuri dengan ditizon yang berwarna oranye. Namun test kit yang telah dibuat tersebut belum dilakukan ujiselektifitas dan validitasnya. Uji selektifitas dilakukan dengan melihat pengaruh ion Ag+ dan Pb2+ terhadapkinerja test kit dengan rentang konsentrasi 1-10 ppm. Penambahan ion Ag+ 10 ppm menurunkan absorbansi testkit merkuri 1-10 ppm sebesar 12,12 %, sedangkan penambahan ion Pb2+ dengan konsentrasi yang sama yakni 10ppm, absorbansi test kit merkuri relatif konstan. Untuk memvalidasi test kit merkuri ini, dilakukan dengan caramenguji sampel sintetis merkuri dan membandingkannnya dengan metode standar AAS (spektrofotometerserapan atom). Hasil validasi menunjukkan bahwa test kit merkuri memberikan akurasi 90% sedangkan metodestandar AAS memberikan nilai akurasi yang tinggi, yakni sebesar 98,83%.
PENDAHULUAN
 Merkuri (Hg), merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang baik logam maupun metil merkuri (CH3Hg+ ). Pencemaran logam Hg cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya proses industrialisasi modern maupun tradisional. Sejak merkuri diketahui memiliki manfaat yang besar untuk ekstraksi emas (amalgamasi) banyak penambang emas tradisional yang menggunakan merkuri sebagai pelebur butir emas.
Berikut jenis jenis pencemaran dan limbah dari merkuri
Ø  Data Badan Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup tahun 2002, melaporkan bahwa setiap tahun diperkirakan 10 ton Hg sisa penambangan emas tradisional dibuang ke sungai. Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 65.000 penambang emas tradisional yang menggunakan merkuri sebagai pelebur butir emas dan sekitar 25.000 penambang emas bekerja di 11 aliran sungai besar yang menyebabkan limbah langsung mencemari sungai. Masalah pencemaran merkuri di Indonesia seperti contoh tersebut semakin meningkat, karena limbah dari kegiatan tambang tradisional yang tidak diolah terus menerus mengalir ke sungaisungai besar
Ø   Para penambang pada umumnya tercemar merkuri melalui kontak langsung dengan kulit, menghirup uap merkuri, dan memakan ikan yang telah tercemar merkuri.
Ø   Untuk mengetahui konsentrasi merkuri dari limbah penambangan emas ini, diperlukan analisis yang melibatkan cara kimia yang cukup rumit dan instrumentasi yang mahal. Analisis konsentrasi merkuri yang umum yakni dengan metode AAS (atomic absorption spectroscopy) yang memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu dibutuhkan alat analisis yang praktis, mudah dan murah untuk memudahkan masyarakat mengetahui konsentrasi merkuri yaitu dengan menggunakan test kit. Danwittayakul.
Ø   melaporkan metode sederhana untuk penentuan ion merkuri dengan cara menyaring sampel merkuri dengan penyaring membran ester selulose yang dilapisi dengan ditizon, dan warna yang terbentuk dideteksi secara kolorimetri. Metode ini bisa mendeteksi ion merkuri sampai 0,057 ppb. Kemudahan dan sensitifitas metode ini digunakan sebagai dasar pembuatan test kit merkuri dalam penelitian ini. Test Kit di Indonesia saat ini masih impor dari negara lain. Hal inilah yang menjadi sorotan peneliti untuk memudahkan menciptakan alat analisis merkuri. Pada penelitian ini, test kit merkuri didasarkan pada pembentukan kompleks Hg(II)-ditizonat, karena ditizon mudah bereaksi dengan merkuri(II) membentuk senyawa kompleks oranye yang stabil dalam kondisi asam.
Ø  Pada penelitian tentang test kit merkuri(II) sebelumnya [7], telah dilakukan optimasi terhadap berbagai parameter kimia, namun penelitian tersebut belum dilakukan pengaruh ion asing yang dapat mempengaruhi kinerja test kit merkuri(II) dan validitas test kit merkuri(II) terhadap sampel merkuri pada penambangan emas rakyat di lapangan. Banyak logam lain yang biasanya bersamaan dengan limbah penambangan emas tersebut, seperti perak dan 249 timbal. Logam ini biasanya berbentuk ion yang akan berikatan dengan ditizon dan yang dapat mengganggu pengukuran kompleks Hg(II)-DTZ. Maka pada penelitian ini akan dilakukan uji selektifitas terhadap ion Ag+ dan Pb2+ dan juga uji validitas test kit merkuri(II) terhadap sampel merkuri sintetis dengan membandingkannya dengan hasil yang diperoleh dari metode standar SSA.
METODA PENELITIAN
 Bahan dan Alat
 Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain HgCl2 (Merck), ditizon (Merck), ammonium hidroksida (Merck), larutan asam klorida 38% (Merck), larutan asam nitrat (HNO3) 65% (Merck), larutan asam sulfat (H2SO4) 95-97% (Merck), kalium persulfat (K2S2O8) (Merck), SnCl2 (Merck), klorofom (CHCl3) (Merck), dan akuadem. Sedangkan alatalat yang digunakan adalah neraca analitik Ohaus Precision Advanced, Spektrofotometer UVVis Shimadzu 1601, Spectronic 20 dan spektrofotometer serapan atom Shimadzu AA 6200.
Prosedur Uji selektifitas ion Ag+ dan Pb2+ terhadap kinerja test kit Uji selektifitas ion Ag+ terhadap kinerja test kit dilakukan dengan cara memasukkan 1,6 mL larutan merkuri 1 ppm ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1,6 mL larutan perak 10 ppm, kemudian ditambahkan 16 mL asam nitrat 2 M dan ditambahkan 8 mL larutan ditizon konsentrasi optimum yaitu 0,003%, direaksikan didalam beaker glass dengan dikocok selama 8 menit. Fasa organik yang terbentuk (warna oranye) dipipet dan selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi menggunakan Spectronic 20 dengan panjang gelombang maksimum yaitu 493,5 nm. Pada uji selektifitas ion Pb2+ dilakukan dengan cara yang sama seperti uji selektifitas ion Ag+
 Pembuatan komparator warna test kit
Pembuatan komparator warna test kit merkuri(II) dilakukan dengan cara memasukkan 0,4 mL larutan merkuri konsentrasi 1-10 ppm ke dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL asam nitrat 2 M kemudian ditambahkan 1 mL larutan ditizon konsentrasi optimum yaitu 0,003% dan dikocok untuk mempercepat reaksi. Warna kompleks Hg(II)-DTZ setiap konsentrasi yang diperoleh segera difoto dan hasil foto di-crop untuk dibentuk komparator 250 warna dari konsentrasi rendah ke tinggi. Warna yang dihasilkan dari komparator ini digunakan untuk menentukan konsentrasi Hg pada sampel sintetis.
 Uji validasi test kit merkuri(II) Untuk mengetahui akurasi dari metode yang dibuat, maka dilakukan uji validasi test kit merkuri(II). Uji validasi test kit dilakukan dengan cara mengaplikasikan test kit yang dibuat untuk mendeteksi konsentrasi merkuri dalam sampel merkuri sintetis. Sampel merkuri sintetis yang digunakan mempunyai konsentrasi 5 ppm. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran metode standar spektrofotometri serapan atom (SSA).
 Penentuan sampel sintetis merkuri dengan metode standar SSA Pembuatan kurva kalibrasi metode standar SSA dilakukan dengan cara memasukkan larutan standar Hg dengan berbagai konsentrasi yaitu 0, 2, 4, 6 dan 8 ppm ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 2,5 mL H2SO4 pekat dan 1,25 mL HNO3 pekat ke dalam masing-masing erlenmeyer. Kemudian menambahkan 4 mL larutan K2S2O8 ke dalam masing– masing erlenmeyer dan dipanaskan diatas penangas air 95o C selama 1 jam dan didinginkan. Kemudian masing–masing erlenmeyer ditambahkan 2,5 mL larutan SnCl2 dan dibaca nilai absorbansi pada panjang gelombang maksimum 253,7 nm. Untuk pengukuran sampel merkuri sintetis (5 ppm) dilakukan dengan cara yang sama dengan prosedur pada pembuatan kurva kalibrasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji selektifitas ion Ag+ terhadap kinerja test kit Uji selektifitas ion Ag+ terhadap kinerja test kit dilakukan dengan melihat pengaruh absorbansi Hg(II)-DTZ dengan adanya ion Ag+ . Hasil pengukuran ditunjukkan pada Gambar 1. Ion Ag+ sangat mengganggu pada kinerja test kit merkuri dengan presentase penurunan absorbansi sebesar 12,12 %. pada setiap konsentrasi merkuri (1-10 ppm). Absorbansi kompleks Hg(II)-DTZ dengan konsentrasi merkuri 10 ppm memiliki absorbansi sebesar 0,52, setelah ditambahkan ion pengganggu Ag+ 10 ppm, absorbansi larutan menurun menjadi 0,3. Hal ini disebabkan oleh persaingan antara atom pusat Hg(II) dan Ag(I) untuk membentuk senyawa kompleks dengan ligan ditizon yang berwarna oranye. Hal ini dimungkinkan konstanta kestabilan kompleks (Kst) Ag(I)-DTZ cukup besar dibandingkan Kst Hg(II)-DTZ sehingga dapat mengganggu pembentukan kompleks merkuri dengan ditizon. Dengan 251 konsentrasi ion asing sama, kinerja test kit terganggu dengan menurunnya intensitas warna dan absorbansi larutan.

            Gambar 1. Absorbansi Kompleks Hg(II)-DTZ dengan adanya ion pengganggu Ag+
Uji selektifitas ion Pb2+ terhadap kinerja test kit
Uji selektifitas ion Pb2+ terhadap kinerja test kit dilakukan dengan melihat pengaruh absorbansi Hg(II)-DTZ dengan adanya ion Pb2+. Hasil pengukuran ditunjukkan pada Gambar2. Ion Pb2+ sedikit mengganggu dan relatif konstan pada kinerja test kit merkuri denganpresentase penurunan absorbansi sebesar 5,18% pada setiap konsentrasi merkuri (1-10 ppm).
Absorbansi kompleks Hg(II)-DTZ dengan konsentrasi merkuri 10 ppm memiliki absorbansisebesar 0,52, setelah ditambahkan ion pengganggu Pb2+ dari larutan PbNO3 10 ppm,absorbansi larutan tidak jauh beda yakni 0,5. Jika ditinjau dari konstanta kestabilan kompleks,kompleks Hg(II)-DTZ mempunyai harga konstanta kesetimbangan kompleks yang lebih besar
sebesar (5,5 ± 1,1).106 daripada konstanta kesetimbangan kompleks Pb(II)-DTZ sebesar (4,0± 0,3).105 [8]. Oleh sebab itu pada konsentrasi sama yakni 10 ppm, kompleks Hg(II)-DTZtidak terganggu dengan adanya ion Pb2+.

                   Gambar 2. Absorbansi kompleks Hg(II)-DTZ dengan adanya ion pengganggu Pb2+
Uji validitas test kit merkuri
 Uji validitas test kit merkuri menggunakan sampel merkuri sintetis dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan metode standar SSA. Komparator warna test kit merkuri 1-10 ppm ditunjukkan pada Gambar 3. Warna yang dihasilkan dari sampel merkuri sintetis ternyata memiliki warna yang sama dengan komparator warna test kit merkuri(II) pada rentang konsentrasi 4-5 ppm sehingga kadar merkuri dalam sampel disimpulkan sekitar 4,5 ppm. Sampel merkuri sintetis yang digunakan mempunyai konsentrasi 5 ppm, maka akurasi dari metode test kit adalah sebesar 90 % (Tabel 1).

             Gambar 3. Warna sampel merkuri sintetis pada komparator warna test kit
Kurva kalibrasi Hg dari metode SSA yang memiliki persamaan linier y=0,00057x +
0,00168, kemudian untuk sampel yang memberikan absorbansi 0,0045 akan setara dengan
konsentrasi Hg sebesar 4,94 ppm dan akurasi metode standar SSA adalah sebesar 98,83%
(Tabel 1).
Sample Hg sintetis
Metode
Ppm
Test Kit Merkuri(II) (ppm)
Standar SSA Hg (ppm)
5
4,5±0,00
4,94±0,08
Akurasi (%)
90 %
98,83 %


KESIMPULAN

Dari hasil penelitian uji selektifitas dan validitas test kit merkuri(II) dapat disimpulkan bahwa ion Ag+ 10 ppm sangat berpengaruh terhadap kinerja test kit merkuri(II) dengan 253 penurunan absorbansi sebesar 12,12 % sedangkan ion Pb2+ pada konsentrasi yang sama, absorbansi test kit merkuri(II) relatif konstan dengan penurunan 5,18 % dengan rentang konsentrasi merkuri 1-10 ppm. Uji validitas menunjukkan bahwa pada penentuan kadar sampel Hg sintetis metode test kit merkuri(II) mempunyai akurasi yang cukup tinggi, yaitu sebesar 90%.

Rabu, 30 September 2015

perkembangan sistem priodik

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur. Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia, seperti tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui bahwa setip unsur memiliki sifat – sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur tersebut di tentukan oleh sifat atom-atomnya. Saat ini sudah di temukan 115 dan masih akan di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada yang sifatnya mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan unsur – unsur dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu golongan. Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di dasarkan atas adanya kemiripan sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner, Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang. Berikut ini penjelasan dari pengelompokkan unsur – unsur :
 1.    Pengelompokkan Unsur Berdasarkan System Lavoisier Dalam sistem ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk menghantarkan listrik dan panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a.    Unsur logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas), misalnya besi, tembaga, perak, emas, dan sebagainya.
b.    Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan panas), misalnya belerang, oksigen, klor, nitrogen, arsen, fosfor, hydrogen, dan karbon. Dari semua unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagin besar unsur kurang lebih 70% adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut : Unsur logam dan non-logam a)
Logam Sifat logam Ø  Dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan tinggi ) Ø  Mudah di bentuk atau padat (dapat di tempat dan diregangkan seperti kawat). Ø  Mengkilap terlebih jika digosok. Ø  Keelektron positif. Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Ø  Bersifat reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan electron) b)
Nonlogam Sifat non logam Ø  Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah ) Ø  Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk). Ø  Tidak mengkilap atau buram Ø  Ada yang berwujud padat, cair, atau gas. Ø  Bersifat oksidator atau asam (Mengalami reduksi = menyerap elektron).
2.Pengelompokkan unsur berdasarkan Triade Dobreiner   Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur – unsur dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang di sebut Triade. Menurutnya, anggota triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat diantara kedua nggota triade lainnya dan memiliki massa atom relative yang merupakan rata – rata dari unsur yang mengapitnya.   Sebagai contoh, kelompok unsur klor (Cl), brom (Br),dan Iod (I), di mana brom memiliki massa atom relatif rata – rata dari massa atom Klor dan Iod. Klor berwujud gas, iod berwujud padat, maka Brom dapat di ramalkan berwujud di antaranya, yaitu cair. Demikian pula kelompok triade Li, Na, K dan Ca, Sr, Ba. Kreatifan unsur Na berada diantara kereaktifan unsur Li dan K. Massa atom relatif Stronsium (Sr) merupakan rata – rata dari massa atom relatif kalsium (Ca) dan Barium (Ba). Massa atom relatif kalsium 40,08 dan Barium 137,3 sehingga massa atom relatif Stronsium dapat di hitung dari rata – rata kedua unsur yang mengapitnya, yaitu : Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak efesien mengingat semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur tidak hanya terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan pijakan awal dari pembuatan sistem periodik yang ada sekarang.
Pengertian dan daftar tabel 3.      Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Hukum Newlands Pada tahun 1869 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mencoba mengelompokkan unsur – unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom. Ternyata Newlands menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya Dobereiner, dalam perkembangannya pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang efesien dan tak mampu menampung jumlah unsur yang semakin banyak Hokum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be, Mg, dan Ca. hal itu merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan usaha pengelompokkan unsur – unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru dari para ahli kimia untuk mencari pola pengelompokkan unsur – unsur yang lebih tepat. 
  4. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleev.   Pada tahun 1869, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri Ivanovich Mendeleyev di rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur – unsur yang lebih sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom relatifnya dari kiri kekanan dan dari atas kebawah. Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur vertikal yang di sebut perioda. Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atomnya”. Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev. Meyer menyusun unsur – unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat – sifat fisika dan kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun system periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur – unsur demi mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi aturan keperiodikan yang di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan naik. Pengelompokkan unsur – unsur oleh Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang unsur serta sifat – sifatnya pada kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur dengan memperhatikan keperiodikan unsur – unsur tersebut. Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum Mendeleev jauh lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu : pertama, pengelompokkan yang dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat yang lebih akurat . kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang belum di temukan hingga saat ini 
  5.Pengelompokkan Berdasarkan System Periodik Modern   Pada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry Moseley (Henry Gwyn-Jeffreys Moseley ,1887-1915) menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur tersebut dengan elektron berenergi tinggi, dengan beberapa pengecualian, moseley menemukan bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya massa atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley memodifikasi sistem periodik Mendeleev dan menghasilkan Sistem Periodik Modern yang kita kenal sekarang ini.   Penyusunan sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki sifat – sifat yang sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian sifat – sifat kimia suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya, melainkan di tentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur di susun berdasarkan kenaikan nomor atom bukan berdasarkan nomor massanya.
  

Kamis, 10 September 2015

Air laut bisa di minum

* Reverse Osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya.
*contoh yang dapat kita perhatikan adalah Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.Proses ini telah digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an.
*Gambar unit RO

dan kita bisa bisa tau lebih jauh setelah membaca artikel ini bagaimana proses yang terjadi:

* Perbedaan Air Mineral & Air Reverse Osmosis

Perbedaan air Mineral dan air RO terdiri dari 2 yaitu : 
1. Unsur kimiawi. Air Mineral adalah air yang masih mengandung mineral seperti halnya magnesium, mangan, Kalium, Zat besi, dan lain sebagainya yang masih terkandung didalam air tersebut, Seperti hal nya produsen air minum kemasan yang beredar di pasaran, adalah mereka yang memproduksi Air jenis Mineral Biasanya di label kemasan tertulis Air Minum Dalam Kemasan “Air Mineral” sedangkan Air Reverse Osmosis (disini kita sebut sebagai air RO) secara unsur kimiawi hanya terdapat kandungan H2O saja (unsur air murni), karena hampir tidak terdapat kandungan mineral didalamnya, hal ini disebabkan dalam proses penyaringannya kandungan mineral dan logam berat dalam air hampir semuanya diuraikan, jadi dapat disimpulkan air RO adalah Air Murni.
2. Ditinjau dari aspek mekanisme Proses Filterisasi / Penyaringan-nya. Proses produksi air mineral hanya menggunakan proses standar dalam penyaringan-nya sehingga hasilnya bisa dihitung bila dalam produksi 1 Liter air, maka 1 liter air tersebut semuanya menjadi Air Mineral. Sedangkan Proses Air RO menggunakan beberapa tahap dalam proses penyaringan-nya. yang paling utama adalah air harus melewati “Membran RO”, dengan kerapatan mencapai 0,0001 micron atau lebih jelasnya 1 helai rambut manusia dibagi menjadi 500 ribu bagian, sehingga bila dihitung dari produksi 1 Liter air maka 300 ml menjadi H2O murni sedangkan 700 ml dibuang menjadi air Limbah atau biasa di sebut (water reject) yang termasuk didalamnya adalah air yang sudah terkontaminasi dengan logam berat ,virus dan baketri dan sebagainya.
http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-kpli-reguler-artikel-kimia.html