Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur. Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia, seperti tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui bahwa setip unsur memiliki sifat – sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur tersebut di tentukan oleh sifat atom-atomnya. Saat ini sudah di temukan 115 dan masih akan di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada yang sifatnya mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan unsur – unsur dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu golongan. Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di dasarkan atas adanya kemiripan sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner, Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang. Berikut ini penjelasan dari pengelompokkan unsur – unsur :
1. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan System Lavoisier Dalam sistem ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk menghantarkan listrik dan panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a. Unsur logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas), misalnya besi, tembaga, perak, emas, dan sebagainya.
b. Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan panas), misalnya belerang, oksigen, klor, nitrogen, arsen, fosfor, hydrogen, dan karbon. Dari semua unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagin besar unsur kurang lebih 70% adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut : Unsur logam dan non-logam a)
Logam Sifat logam Ø Dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan tinggi ) Ø Mudah di bentuk atau padat (dapat di tempat dan diregangkan seperti kawat). Ø Mengkilap terlebih jika digosok. Ø Keelektron positif. Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Ø Bersifat reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan electron) b)
Nonlogam Sifat non logam Ø Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah ) Ø Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk). Ø Tidak mengkilap atau buram Ø Ada yang berwujud padat, cair, atau gas. Ø Bersifat oksidator atau asam (Mengalami reduksi = menyerap elektron).
2.Pengelompokkan unsur berdasarkan Triade Dobreiner Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur – unsur dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang di sebut Triade. Menurutnya, anggota triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat diantara kedua nggota triade lainnya dan memiliki massa atom relative yang merupakan rata – rata dari unsur yang mengapitnya. Sebagai contoh, kelompok unsur klor (Cl), brom (Br),dan Iod (I), di mana brom memiliki massa atom relatif rata – rata dari massa atom Klor dan Iod. Klor berwujud gas, iod berwujud padat, maka Brom dapat di ramalkan berwujud di antaranya, yaitu cair. Demikian pula kelompok triade Li, Na, K dan Ca, Sr, Ba. Kreatifan unsur Na berada diantara kereaktifan unsur Li dan K. Massa atom relatif Stronsium (Sr) merupakan rata – rata dari massa atom relatif kalsium (Ca) dan Barium (Ba). Massa atom relatif kalsium 40,08 dan Barium 137,3 sehingga massa atom relatif Stronsium dapat di hitung dari rata – rata kedua unsur yang mengapitnya, yaitu : Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak efesien mengingat semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur tidak hanya terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan pijakan awal dari pembuatan sistem periodik yang ada sekarang.
Pengertian dan daftar tabel 3. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Hukum Newlands Pada tahun 1869 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mencoba mengelompokkan unsur – unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom. Ternyata Newlands menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya Dobereiner, dalam perkembangannya pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang efesien dan tak mampu menampung jumlah unsur yang semakin banyak Hokum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be, Mg, dan Ca. hal itu merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan usaha pengelompokkan unsur – unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru dari para ahli kimia untuk mencari pola pengelompokkan unsur – unsur yang lebih tepat.
4. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleev. Pada tahun 1869, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri Ivanovich Mendeleyev di rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur – unsur yang lebih sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom relatifnya dari kiri kekanan dan dari atas kebawah. Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur vertikal yang di sebut perioda. Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atomnya”. Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev. Meyer menyusun unsur – unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat – sifat fisika dan kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun system periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur – unsur demi mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi aturan keperiodikan yang di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan naik. Pengelompokkan unsur – unsur oleh Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang unsur serta sifat – sifatnya pada kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur dengan memperhatikan keperiodikan unsur – unsur tersebut. Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum Mendeleev jauh lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu : pertama, pengelompokkan yang dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat yang lebih akurat . kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang belum di temukan hingga saat ini
5.Pengelompokkan Berdasarkan System Periodik Modern Pada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry Moseley (Henry Gwyn-Jeffreys Moseley ,1887-1915) menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur tersebut dengan elektron berenergi tinggi, dengan beberapa pengecualian, moseley menemukan bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya massa atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley memodifikasi sistem periodik Mendeleev dan menghasilkan Sistem Periodik Modern yang kita kenal sekarang ini. Penyusunan sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki sifat – sifat yang sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian sifat – sifat kimia suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya, melainkan di tentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur di susun berdasarkan kenaikan nomor atom bukan berdasarkan nomor massanya.
Rabu, 30 September 2015
Kamis, 10 September 2015
Air laut bisa di minum
* Reverse Osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya.
*contoh yang dapat kita perhatikan adalah Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.Proses ini telah digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an.
*Gambar unit RO
dan kita bisa bisa tau lebih jauh setelah membaca artikel ini bagaimana proses yang terjadi:
* Perbedaan Air Mineral & Air Reverse Osmosis
Perbedaan air Mineral dan air RO terdiri dari 2 yaitu :
1. Unsur kimiawi. Air Mineral adalah air yang masih mengandung mineral seperti halnya magnesium, mangan, Kalium, Zat besi, dan lain sebagainya yang masih terkandung didalam air tersebut, Seperti hal nya produsen air minum kemasan yang beredar di pasaran, adalah mereka yang memproduksi Air jenis Mineral Biasanya di label kemasan tertulis Air Minum Dalam Kemasan “Air Mineral” sedangkan Air Reverse Osmosis (disini kita sebut sebagai air RO) secara unsur kimiawi hanya terdapat kandungan H2O saja (unsur air murni), karena hampir tidak terdapat kandungan mineral didalamnya, hal ini disebabkan dalam proses penyaringannya kandungan mineral dan logam berat dalam air hampir semuanya diuraikan, jadi dapat disimpulkan air RO adalah Air Murni.
2. Ditinjau dari aspek mekanisme Proses Filterisasi / Penyaringan-nya. Proses produksi air mineral hanya menggunakan proses standar dalam penyaringan-nya sehingga hasilnya bisa dihitung bila dalam produksi 1 Liter air, maka 1 liter air tersebut semuanya menjadi Air Mineral. Sedangkan Proses Air RO menggunakan beberapa tahap dalam proses penyaringan-nya. yang paling utama adalah air harus melewati “Membran RO”, dengan kerapatan mencapai 0,0001 micron atau lebih jelasnya 1 helai rambut manusia dibagi menjadi 500 ribu bagian, sehingga bila dihitung dari produksi 1 Liter air maka 300 ml menjadi H2O murni sedangkan 700 ml dibuang menjadi air Limbah atau biasa di sebut (water reject) yang termasuk didalamnya adalah air yang sudah terkontaminasi dengan logam berat ,virus dan baketri dan sebagainya.
http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-kpli-reguler-artikel-kimia.html
Langganan:
Postingan (Atom)